NUNUKAN, BUMBU-BUMBU KEUNIKAN. Banyak hal unik terjadi di Nunukan. Gabungan antara daerah perbatasan, beragamnya etnis yang mendiami, banyaknya pendatang, kurangnya infrastruktur, jauhnya dari pusat ekonomi Indonesia dan lainnya menjadikan Nunukan unik bagi pendatang atau orang baru. Dari yang sekedar bergumam heran, sampai yang benar-benar heran, bahkan mengkritik ke-“aneh”-an ini, ada baiknya direkam, untuk pengingat, seandainya ‘suatu hari nanti’ keadaan itu sudah tak ditemui lagi atau kalau pun keadaan itu tetap lestari, anggap saja sebagai catatan dibuang sayang
NAMA-NAMA TEMPAT. Di Nunukan banyak sekali tempat yang namanya dimulai dengan Sei, Si atau Sungai dan mana-nama orang. Contohnya : Sei Fatimah, Simenggaris, Simengkajang, Sungai Bilal, Sungai Sembilang, Tanjung Musa, Mansapa, dan sebagainya. Bagi orang Nunukan tentu tidak merasa aneh menyebut tempat dengan sungai, meskipun sungainya sebenarnya jauh dari tempat itu. Kalau orang Nunukan mau ke Sungai Bilal, maksudnya dia bukan mau ke sungai milik Pak Bilal, tetapi mungkin mau ke stadion, main sepak bola (di ‘Sungai’ Bilal ada stadion sepak bola bernama “Stadion Sungai Bilal”). Namun bagi pendatang (maksudnya orang luar Nunukan yang kebetulan berada di Nunukan) akan muncul keanehan, apalagi kalau dia diajak main sepak bola di Sungai Bilal oleh temannya yang tinggal di Nunukan, jangan-jangan dia membayangkan main polo air. Dari mana muncul nama-nama tempat ‘berawalan’ sei, tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan, dulu orang bepergian selalu menggunakan moda transportasi air, perahu misalnya. Di tempat mendaratnya (atau tepatnya : merapatnya), kebetulan di dekat Rumah Ibu Fatimah, sehingga lama-kelamaan tempat itu dikenal sebagai Sei Fatimah. Maksudnya tentu bukan ada sungai milik Ibu Fatimah, tapi tempat (atau sungai) di dekat Rumah Ibu Fatimah. Demikian juga dengan Sungai Bilal, Tanjung Musa (bahkan saat ini Bapak Musa masih hidup), Mansapa (Paman Sapa’ sampai sekarang juga masih hidup), tetapi untuk Sungai Sembilang, mungkin di sekitar tempat itu banyak Ikan Sembilang-nya. Juga Simenggaris, di tempat itu memang banyak Kayu Menggaris-nya(kayu berbatang lurus dan tinggi yang biasanya menjadi sarang lebah). Jadi tak perlu takut kebasahan kalau diajak ke Sei Fatimah.
gai catatan dibuang sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar